Peluang Bisnis Ayam Petelur Terbuka Lebar di Aceh
Konsumsi telur ayam ras di Aceh cukup tinggi. Tapi permintaan ini belum diimbangi dengan ketersedian telur. Dari kebutuhan sekitar satu juta telur perhari, hanya sekitar 25 persennya saja yang tersedia.
Rendahnya produksi di tingkat lokal, memaksa Aceh untuk mengimpor telur dari provinsi tetangga, Sumatera Utara. Itulah sebabnya, tak salah bila bisnis ini dianggap sebagai salah satu peluang usaha yang prospektif di Aceh.
Untuk menjalankan bisnis ini juga tak tergolong sulit. Husaini, pebisnis ayam petelur di Cot Iri, Ule Kareng, Aceh Besar mengatakan, calon pengusaha hanya perlu memerhatikan beberapa hal, seperti ketersedian lahan yang tenang, ada aliran listrik dan air bersih.
âIni yang utama, lokasi bisa dimana saja, Aceh kan punya lahan tidur yang sangat luas,â kata Husaini saat bincang-bincang dengan The Globe Journal, Minggu (3/2/2013).
Modal yang dibutuhkan juga tak terlalu besar. Menurut Husaini, untuk membiayai satu ekor ayam hingga berproduksi hanya dibutuhkan biaya sekitar Rp125 ribu.
âItu sudah semua, kandang hingga pakan. Jadi tinggal dikalikan saja dengan jumlah ayam yang ingin diternak,â katanya.
Husaini sendiri saat ini memiliki sebanyak dua ribu ekor ayam. Dari total itu, sekitar 90 persenya berproduksi setiap hari atau menghasilkan sekitar 1800 butir. Tapi hasil produksi itu hanya mampu memenuhi permintaan telur di satu kecamatan saja. Itulah sebabnya, kata Husaini, bisnis ini cukup menjanjikan.Â
âProspek pasarnya masih cukup terbuka lebar apalagi yang mengkonsumsi dari segala kalangan masyarakat entah itu anak anak sampai manula,â katanya. Tertarik?
Konsumsi telur ayam ras di Aceh cukup tinggi. Tapi permintaan ini belum diimbangi dengan ketersedian telur. Dari kebutuhan sekitar satu juta telur perhari, hanya sekitar 25 persennya saja yang tersedia.
Rendahnya produksi di tingkat lokal, memaksa Aceh untuk mengimpor telur dari provinsi tetangga, Sumatera Utara. Itulah sebabnya, tak salah bila bisnis ini dianggap sebagai salah satu peluang usaha yang prospektif di Aceh.
Untuk menjalankan bisnis ini juga tak tergolong sulit. Husaini, pebisnis ayam petelur di Cot Iri, Ule Kareng, Aceh Besar mengatakan, calon pengusaha hanya perlu memerhatikan beberapa hal, seperti ketersedian lahan yang tenang, ada aliran listrik dan air bersih.
âIni yang utama, lokasi bisa dimana saja, Aceh kan punya lahan tidur yang sangat luas,â kata Husaini saat bincang-bincang dengan The Globe Journal, Minggu (3/2/2013).
Modal yang dibutuhkan juga tak terlalu besar. Menurut Husaini, untuk membiayai satu ekor ayam hingga berproduksi hanya dibutuhkan biaya sekitar Rp125 ribu.
âItu sudah semua, kandang hingga pakan. Jadi tinggal dikalikan saja dengan jumlah ayam yang ingin diternak,â katanya.
Husaini sendiri saat ini memiliki sebanyak dua ribu ekor ayam. Dari total itu, sekitar 90 persenya berproduksi setiap hari atau menghasilkan sekitar 1800 butir. Tapi hasil produksi itu hanya mampu memenuhi permintaan telur di satu kecamatan saja. Itulah sebabnya, kata Husaini, bisnis ini cukup menjanjikan.Â
âProspek pasarnya masih cukup terbuka lebar apalagi yang mengkonsumsi dari segala kalangan masyarakat entah itu anak anak sampai manula,â katanya. Tertarik?
0 comments:
Post a Comment